Rabu, 30 April 2014

Angina Pektoris



Kompetensi : 3A
Laporan Penyakit : 85 ICD X : I.20

ANGINA PEKTORIS STABIL
( APS )

Definisi
Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat berkembang menjadi dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit.
Penyebab
Iskemia ini terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik, emosi, tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang (misalnya pada spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
Gambaran Klinis
  • Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.
  • Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
  • Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan
  • Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks kordis.
  • Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
  • Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
  • Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan beristirahat.
  • Serangan berlangsung hanya beberapa menit (1 – 5 menit) tetapi bisa sampai lebih dari 20 menit.
  • Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak stabil).
  • Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya timbul saat penderita sedang istirahat.
  • Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga angina tidak stabil.
  • Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
  • Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada
    pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
  • Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes melitus.
Diagnosis
  • Nyeri dada retrosternal
  • Pemeriksaan EKG
Penatalaksanaan
  • Kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, kemudian dikurangi atau diobati. Faktor yang memperberat seperti merokok, berat badan berlebihan, dan kebiasaan minum kopi sebaiknya dihindari.
  • Tekanan darah tinggi diobati.
  • Stress dikendalikan
  • Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit.
Pengobatan serangan akut
  • Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang. Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung.
  • Nitrogliserin sublingual 0,15 – 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat digunakan beberapa kali tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala. Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi bila setelah diulang 3 kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi infark.
  • Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg yang juga dapat diulang atau tablet oral 5 – 30 mg
Pencegahan serangan
  • Propranolol efektif untuk angina pektoris karena dapat mengurangi kerja otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Efek klinik propranolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 – 70 kali/menit.
    Dosis awal : 20 mg 2 x sehari.
    Dosis maksimal : 120 mg sehari.
    Obat ini tidak boleh digunakan pada angina Prinzmetal.
  • Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
  • Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari, atau diltiazem 30 – 60mg 3 x sehari, atau verapamil 40 – 80mg 3 x sehari.
  • Angina tidak stabil : perlu perawatan khusus.
  • Angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 – 1mg 3 x sehari dengan titrasi.
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar