Rabu, 30 April 2014

Nyeri Dada Pada Angina Pektoris (Angin Duduk)






NYERI ANGINA PEKTORIS (SERANGAN ANGIN DUDUK) 

Angina pektoris (AP) adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium. Biasanya mempunyai karakteristik tertentu:
Ø Lokasinya biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/ pundak kiri.
Ø Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai keringat dingin dan sesak napas serta perasaan takut mati. Biasanya bukanlah nyeri yang tajam, seperti rasa ditusuk- tusuk/ diiris sembilu, dan bukan pula mules. Tidak jarang pasien mengatakan bahwa ia merasa tidak enak didadanya. Nyari berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan iistirahat; tapi tidak berhubungan dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke kanan. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stres fisik ataupun emosional.
Ø Kuantitas: nyeri yang pertama kali timbul biasanya agaka nyata, dan beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus dipertimbangkan sebagai angina tak stabil. (unstable angina pectoris = UAP) sehingga dimasukkan ke dalam sindrom koronera akut = acute coronary syndrom = ACS, yang memerlukan perawatan khusus. Nyari dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak terus menerus, tapi hilanh timbul dengan intensitaas yang makin bertambah atau makin berkurang sampai tekontrol. Nyaeri yang berlangsung terus menerus sepanjang hari bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina pektoris.
Gradiasi beratnya nyeri dada telah dibuat oleh Canadian Cardiovascular Society sebagai berikut:
  • Kelas I. Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2 lantai dan lain-lainnya tidak menimbulkaan nyeri dada. Neyri dada baru timbul pada latihan yang berat, beeerjalan cepat serta terburu-buru waktu kerja atau bepergian.
  • Kelas II. Aktivitas sehari-hari agak terbatas, misalnya AP timbul biel melakukan aktivitas lebih berat dari biasanya, seperti jalan kaki 2 blok, anik tangga lebih dari 1 lantai atau terburu-buru, berjalan menanjak atau melawan angina dan lain-lain.
  • Kelas III. Aktivitas sehari-hari terbatas. AP timbul bila berjalan 1-2 blok, naik tangga 1 lantai dengan kecepatan biasa.
  • Kelas IV. AP timbul pada waktu istirahat. Hampir semua aktivitas dapat menimbulkan angina, termasuk mandi, manyapu dan lain-lain.
Nyeri dada yang mempunyai ciri- ciri iskemik miokardium yang lengkap, sehingga tidak meraguakan lagi untuk diagnosis, disebut sebagai nyeri dada (angina) tipikal: sedangkan nyeri yang meragukan tidak mempunyai ciri yang lengkap dan perlu dilakukan pendekatan yang hati-hati disebut angina atipik. Neyri dada lainnya yang sudah jelas berasal dari luar jantung disebut nyeri non kardiak.
Untuk membantu menentukan nyeri tipikal atau bukan maka baiknya anamnesis dilengkapi dengan mencoba menemukan adanya faktor risiko baik pada pasien atau keluarganya seperti kebiasaan makan/ kolesterol, DM, hipertensi, rokok, penyakir vaskular lain seperti stroke dan penyakit vaskular perifer, obesitas, kurangnya latihan dan lain-lain.
Pada AP stabil, nyeri dada yang terjadinya agak berat, sekalipun tidak termasuk UAP, berangsur-angsur turun kuantitas dan inetnsitasnya dengan atau tanpa pengobatan, kemudian menetap (misalnya beberapa hari sekali, atau baru timbul pada beban/ stres tertentu atau lebih berat dari sehari-harinya.).
Pada sebagian pasien lagi, nyeri dada bahkan berkurang terus sampai akhirnya menghilang, yaitu menjadi asimtomatik, walaupun sebetulnya ada iskemi tetap dapat terlihat misalnya pada EKG istirahatnya, keadaan yang disebut sebagai silent iskemia; sedangkan pasien-pasien lainnya lagi yang telah asimtomatik, EKG istirhatnya normal pula, dan iskemi baru telihat pada stres tes.

Reference berasal dari;
Crawford,MH. Current Diagnosis and Treatment in Cardiology. 2nded.2002
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.ed IV,jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.


Pencetus Terjadinya Angina Pektoris (Angin Duduk/Serangan Angin Duduk)



Faktor Resiko Angina Pektoris
 
Faktor resiko antara lain adalah:
  1. Dapat Diubah (dimodifikasi)
    1. Diet (hiperlipidemia)
    2. Rokok
    3. Hipertensi
    4. Stress
    5. Obesitas
    6. Kurang aktifitas
    7. Diabetes Mellitus
    8. Pemakaian kontrasepsi oral
  2. Tidak dapat diubah
    1. Usia
    2. Jenis Kelamin
    3. Ras
    4. Herediter
    5. Kepribadian tipe A 
Dari berbagai sumber


Angina Pektoris



Kompetensi : 3A
Laporan Penyakit : 85 ICD X : I.20

ANGINA PEKTORIS STABIL
( APS )

Definisi
Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung.
Secara klinik bentuk angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat berkembang menjadi dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit.
Penyebab
Iskemia ini terjadi karena suplai oksigen yang dibawa oleh aliran darah koroner tidak mencukupi kebutuhan oksigen miokardium. Hal ini terjadi bila kebutuhan oksigen miokardium meningkat (misalnya karena kerja fisik, emosi, tirotoksikosis, hipertensi), atau bila aliran darah koroner berkurang (misalnya pada spasme atau trombus koroner) atau bila terjadi keduanya.
Gambaran Klinis
  • Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya.
  • Nyeri berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri, bahkan dapat sampai ke kelingking kiri.
  • Perasaan ini dapat pula menyebar ke pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan kanan
  • Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di daerah apeks kordis.
  • Rasa nyeri dapat disertai beberapan atau salah satu gejala berikut ini : berkeringat dingin, mual dan muntah, rasa lemas, berdebar dan rasa akan pingsan (fainting).
  • Biasanya angina timbul saat melakukan kegiatan fisik (angina stabil).
  • Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan beristirahat.
  • Serangan berlangsung hanya beberapa menit (1 – 5 menit) tetapi bisa sampai lebih dari 20 menit.
  • Nyeri angina sifatnya konstan. Bila terjadi perubahan misalnya lama serangan bertambah, nyeri lebih hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun tidur, maka gangguan ini perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan tanda prainfark (angina tidak stabil).
  • Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut angina Prinzmetal biasanya timbul saat penderita sedang istirahat.
  • Angina dikatakan bertambah berat apabila serangan berikutnya terjadi sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga angina tidak stabil.
  • Pemeriksaan fisik diluar serangan umumnya tidak menunjukkan kelainan yang berarti. Pada waktu serangan, denyut jantung bertambah, tekanan darah meningkat dan di daerah prekordium pukulan jantung terasa keras.
  • Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik terdengar pada
    pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.
  • Biasanya didapatkan faktor risiko: hipertensi, obesitas atau diabetes melitus.
Diagnosis
  • Nyeri dada retrosternal
  • Pemeriksaan EKG
Penatalaksanaan
  • Kelainan yang melatarbelakangi angina pektoris harus dicari, kemudian dikurangi atau diobati. Faktor yang memperberat seperti merokok, berat badan berlebihan, dan kebiasaan minum kopi sebaiknya dihindari.
  • Tekanan darah tinggi diobati.
  • Stress dikendalikan
  • Angina tidak stabil sebaiknya ditangani di rumah sakit.
Pengobatan serangan akut
  • Serangan akut diatasi dengan istirahat agar aktivitas jantung berkurang. Vasodilator berfungsi memperbaiki penyediaan oksigen dan mengurangi konsumsi oksigen jantung.
  • Nitrogliserin sublingual 0,15 – 0,6 mg sangat efektif. Tablet ini dapat digunakan beberapa kali tiap hari tanpa efek samping kecuali sakit kepala. Bila 1 tablet belum menolong boleh diulang, tetapi bila setelah diulang 3 kali gejala tak berkurang maka kemungkinan telah terjadi infark.
  • Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual 2,5 – 5 mg yang juga dapat diulang atau tablet oral 5 – 30 mg
Pencegahan serangan
  • Propranolol efektif untuk angina pektoris karena dapat mengurangi kerja otot jantung sehingga mengurangi kebutuhan oksigen jantung. Efek klinik propranolol tercapai bila denyut jantung dalam keadaan istirahat 60 – 70 kali/menit.
    Dosis awal : 20 mg 2 x sehari.
    Dosis maksimal : 120 mg sehari.
    Obat ini tidak boleh digunakan pada angina Prinzmetal.
  • Nitrat kerja lama : ISDN tablet oral 10 – 20 mg 2 x sehari.
  • Nifedipin 10 – 20 mg 4 x sehari, atau diltiazem 30 – 60mg 3 x sehari, atau verapamil 40 – 80mg 3 x sehari.
  • Angina tidak stabil : perlu perawatan khusus.
  • Angina varian : dilator kuat : nitrat, calcium antagonis, prazosin 0,5 – 1mg 3 x sehari dengan titrasi.
Sumber : PEDOMAN PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS, DEPKES RI